Friday, 24 January 2020

Sejarah Gunung Gandu dan Gunung di Sekitarnya

Assalamualaikum

Jumat,27 Desember 2019 di sore hari Pokdarwis ngobrol ngobrol Menggali Cerita dengan kakek yang usianya sebentar lagi menginjak satu abad,manusia tertua di desa Pilangaari.

Sang kakek bercerita yang di turunkan turun temurun dari nenek moyang jaman dahulu,Semasa para auliak(wali),daerah selatan pondok pesantren Ajisoko saat ini yang sekarang menjadi pesawahan, itu dulu mau di jadikan bendungan,waduk atau bisa di sebut danau oleh para wali.

Proses pengerjaannya dilakuka boleh para wali pada waktu malam hari,Para aulia tersebut mengeruk tanah di sekitar selatan Majenang tersebut dan tanah kerukan tersebut di buang atau dipindahkan ke arah timur menuju daerah Tangen.

Dalam perjalananke arah Tangen,Tanah itu malah berceceran di sepanjang perjalanan.Tercecernya tanah tersebut termasuk gundukan kecil yang berada di tengah tengah sawah/ladang sebelah timur Majenang atau sebelah utara Tanggung yang bernama Gunung NGGENENG.

Perjalanan berlanjut ke arah timur,setelah beberapa jauh perjalanan,tanah itu tercecer lagi di desa Ngrawoh menjadi Gunung KUNING yang sekarang sudah di keruk gunungnya menjadi embung serta sisi selatannya dijadikan TAMAN DOA NGRAWOH.

Perjalanan berlanjut ke arah timur,setelah beberapa jauh perjalanan,tanah itu tercecer lagi di desa Nduren, Maka jadilah tanah itu Gunung GANDU .Gunung gandu terdapat 3 puncak yang berurutan dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi ke arah selatan.

Para wali masih terus berjalan ke arah timur yang sebenarnya arah tujuan ke Tangen tapi kesasar ke arah selatan dan tanah itu tercecer lagi dan jadilah Gunung KIDUL ( kidule gunung Gandu )

Perjalanan kembali berlanjut ke arah timur,dan tanah kembali lagi tercecer lagi dan jadilah Gunung TEPLEK.
Perjalanan kembali berlanjut ke arah timur,dan tanah kembali lagi tercecer lagi dan jadilah Gunung TUGEL.
Perjalanan kembali berlanjut ke arah timur,dan tanah kembali lagi tercecer lagi dan jadilah Gunung WONO ROTO

Perjalanan kembali berlanjut ke arah timur,dan tanah kembali lagi tercecer lagi dan jadilah Gunung MORO JOYO

Para wali terus berjalan ke arah timur menuju Tangen akan tetapi sebelum sampai tangen waktu sudah pagi,dan tanah itu terhenti di gunung banyak.Maka jadilah Gunung BANYAK.






Nara sumber:
Mbah karto tugimin ( orang tertua di desa Pilangsari yang saat usianya saat ini hampir 1 abad yang masih bisa menceritkan sampai saat ini Desember 2019)





By.POKDARWIS SIWUR EMAS

No comments:

Post a Comment